Membuat cekakik sebenarnya sama halnya seperti membuat wedang
kopi, sedangkan perbedaannya hanya terletak pada formulasi penyajian antara
kopi bubuk, gula dan air panasnya. Karena disini kita akan membahas cekakik
sebagai bahan melukis, maka perbandingan bahan yang harus disiapkan adalah 2
sendok makan kopi bubuk dan 3 sendok makan gula merah.
Cara pembuaan cekakiknya mudah, Formula bahan cekakik yang
telah disebutkan diatas disedu dengan air panas yang mendidih (banyaknya air
disesuaikan seperti kita sedang memuat wedang kopi), tunggu beberapa
menit hingga endapan dari wedang kopi terlihat, lalu pisahkan antara air kopi
dengan endapannya, nah cekakik (endapan wedang kopi) telah didapatkan,
mudahkan?!
Setelah selesai pembuatan bahan melukis, siapkan kertas
gambar yang agak tebal, agar ketika cekakik digoreskan, kertas tidak akan mudah
sobek. Triplek seukuran kertas gambar yag telah disiapkan sebagai alas, agar
kertas tetap awet dan memudahkan proses melukis. Batang korek api yang telah
dinyalakan ujungnya sehingga membentuk sudut lancip, ini digunakan sebagai kuas
untuk melukis. Namun tidak hanya sebatas bekas batang korek api saja, bisa juga
kita menggunakan kuas dari korek kuping dan lidi. Bahkan kita bisa menggunakan
jari-jari tangan kita untuk melukis, ada juga seseorang yang menggunakan bulu
landak sebagai alat melukis cekakik. “saya ketika melihat bangkai landak ditepi
sungai sebelah barat pondok teringat ujung korek api yang dibuat melukis
cekakik, saya coba mengambil beberaba buah bulunya, dan setelah ujungnya
dilancipkan baru dibuat untuk melukis, lo kok jadinya bagus”, tutur Anton
Sulistianto, alumni siswa MA Ma’arif NU Kepung tahun 2009 yang juga belajar di
PP. Ar-Riyadh Ringin Agung.
Ada alasan tersendiri mengapa para siswa MA Ma’arif NU
Kepung selalu diajari melukis cekakik dengan sebatang bekas batang korek api.
Menurut mas Dofir Ihsan, BA. hal itu dilakukan karena pertama tabarukan (ngalap
berkah) Almarhum KH. Mahmuddin sebagai inspirator lukisan cekakik, kedua
guru seni rupa nya mengajarkan tentang pentingnya menghargai sejarah dan yang
ketiga guru seni rupa MA Ma’arif NU Kepung itu tawaduk kepada KH. Mahmuddin.
Makna yang lainnya adalah siswa diajari memulai membuat karya apapun itu
dimulai dari hal-hal kecil disekitar kita yang mungkin bias kita gunakan
walaupun menurut orang lain sudah tidak terpikirkan kegunaannya. Selain itu kelebihan batang korek api yang
telah dibakar itu terletak pada ujungnya yang lancip namun tidak tajam,
sehingga tidak sampai merobekkan kertasnya, akan tetapi bias menghasilkan
guratan kecil yang akurat untuk membuat tekstur gelap terang yang tajam.
ayo main di Bandar Casino Sbobet
BalasHapusbacalah cara bermain Roulette sebelum bermain
Daftar Casino Sbobet daftar dan menang disni
baca cara bermain Baccarat SBOBET
Tips Cara Bermain Blackjack Dijamin Menang