English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Minggu, 16 Juni 2013

MENYIAPKAN BAHAN UNTUK MELUKIS CEKAKIK


Membuat cekakik sebenarnya sama halnya seperti membuat wedang kopi, sedangkan perbedaannya hanya terletak pada formulasi penyajian antara kopi bubuk, gula dan air panasnya. Karena disini kita akan membahas cekakik sebagai bahan melukis, maka perbandingan bahan yang harus disiapkan adalah 2 sendok makan kopi bubuk dan 3 sendok makan gula merah.

Cara pembuaan cekakiknya mudah, Formula bahan cekakik yang telah disebutkan diatas disedu dengan air panas yang mendidih (banyaknya air disesuaikan seperti kita sedang memuat wedang kopi), tunggu beberapa menit hingga endapan dari wedang kopi terlihat, lalu pisahkan antara air kopi dengan endapannya, nah cekakik (endapan wedang kopi) telah didapatkan, mudahkan?!

Setelah selesai pembuatan bahan melukis, siapkan kertas gambar yang agak tebal, agar ketika cekakik digoreskan, kertas tidak akan mudah sobek. Triplek seukuran kertas gambar yag telah disiapkan sebagai alas, agar kertas tetap awet dan memudahkan proses melukis. Batang korek api yang telah dinyalakan ujungnya sehingga membentuk sudut lancip, ini digunakan sebagai kuas untuk melukis. Namun tidak hanya sebatas bekas batang korek api saja, bisa juga kita menggunakan kuas dari korek kuping dan lidi. Bahkan kita bisa menggunakan jari-jari tangan kita untuk melukis, ada juga seseorang yang menggunakan bulu landak sebagai alat melukis cekakik. “saya ketika melihat bangkai landak ditepi sungai sebelah barat pondok teringat ujung korek api yang dibuat melukis cekakik, saya coba mengambil beberaba buah bulunya, dan setelah ujungnya dilancipkan baru dibuat untuk melukis, lo kok jadinya bagus”, tutur Anton Sulistianto, alumni siswa MA Ma’arif NU Kepung tahun 2009 yang juga belajar di PP. Ar-Riyadh Ringin Agung.

Ada alasan tersendiri mengapa para siswa MA Ma’arif NU Kepung selalu diajari melukis cekakik dengan sebatang bekas batang korek api. Menurut mas Dofir Ihsan, BA. hal itu dilakukan karena pertama tabarukan (ngalap berkah) Almarhum KH. Mahmuddin sebagai inspirator lukisan cekakik, kedua guru seni rupa nya mengajarkan tentang pentingnya menghargai sejarah dan yang ketiga guru seni rupa MA Ma’arif NU Kepung itu tawaduk kepada KH. Mahmuddin. Makna yang lainnya adalah siswa diajari memulai membuat karya apapun itu dimulai dari hal-hal kecil disekitar kita yang mungkin bias kita gunakan walaupun menurut orang lain sudah tidak terpikirkan kegunaannya.  Selain itu kelebihan batang korek api yang telah dibakar itu terletak pada ujungnya yang lancip namun tidak tajam, sehingga tidak sampai merobekkan kertasnya, akan tetapi bias menghasilkan guratan kecil yang akurat untuk membuat tekstur gelap terang yang tajam.


1 komentar:

Halaman